Harga Sawit 2016 Diprediksi Naik di US$ 600 - 800 Per Ton dikarenakan terjadinya stagnasi volume produksi dan adanya program mandatori bahan bakar nabati (BBN). Pergerakan harga sawit juga dipengaruhi ketidakpastian suplai akibat terdampak El Nino.
Sementara itu, harga minyak sawit menurun tajam sejak tahun lalu. Kini rata-rata harga CPO periode Januari-Oktober 2015 hanya mencapai 584 dolar AS per ton atau turun dari 821 dolar AS per ton pada periode yang sama tahun 2014, atau turun sebesar 30 persen.
Sementara itu di Malaysia Harga Sawit 2016 sekitar RM 2.600. Perkiraan ini dapat terwujud apabila harga minyak mentah Brent pada level US$ 60 per barel. Sementara apabila mandatori tak berjalan baik, maka harga CPO di bawah level US$ 600.
Ada dua opsi harga sawit 2016. Opsi Pertama, ketika harga minyak Brent di kisaran US$ 50 per barel, maka harga CPO sekitar US$ 600 sampai kuartal pertama 2016. Opsi kedua adalah kekeringan panjang yang berlanjut hingga tahun depan dapat memangkas pasokan minyak sawit lebih besar. Disini, harga CPO bisa kembali naik.
Harga Sawit 2015 - 2016
Baca Juga : Harga Sawit Terkini Beranjak Naik Turun
Sementara itu Menteri Pertanian, Amran Sulaeman, menilai Indonesia dan Malaysia, sebagai dua produsen sawit harus mulai bisa menentukan harga jual sawit. Selama ini harga sawit malah ditentukan oleh negara importir.
Sebelumnya, Indonesia dan Malaysia membentuk Dewan Negara Penghasil Minyak Sawit. Lembaga ini diharapkan mendorong kerja sama dan investasi untuk industri kelapa sawit dan menangani bersama hambatan perdagangan minyak sawit.
Untuk diketahui, Indonesia menjadi penghasil sawit dengan ekspor terbesar. Peringkat selanjutnya disusul Malaysia. Dua negara ini mengekspor sawit, tapi harga jual ditentukan pasar internasional.
Bagaimana pendapat anda tentang Harga Sawit 2016 ? Apakah cenderung mengalami kenaikan atau sebaliknya turun ?